Di Album 'Hari Yang Cerah' PETERPAN Masuk Masa Disolasi
DALAM BAHASA filsafat, ada satu periode masa-masa kegelapan yang disebut 'disolasi' [kegelapan]. Pada masa itu, nyaris semua karya sastra terlihat suram dan rada gothic. Kata-katanya murung, suasananya pun terlihat seperti kesedihan dan keluhan yang berkepanjangan. Dan meski masih terdengar rancak, band asal Bandung, PETERPAN mendelegasikan perasaan itu. "Ya kita memang sedang dilingkupi banyak persoalan ketika menggarap album ini, Jadinya, apa yang kita rasakan tertuang dalam kebanyakan lirik di album baru ini," jelas Ariel [vokalis] yang bareng Reza [drum], Uki [gitar] dan Uki [gitar] diwawancara khusus TEMBANG.com di Kantor Musica Studio, Jakarta, Rabu [27/6/2007] lalu. Ariel membeber permasalahan yang "mengikuti" album ketiga yang diberi judul 'HARI YANG CERAH' ini. "Pertama, kami banyak difitnah. Kemudian, kami punya beban album ketiga ini harus menjadi evolusi baru dari PETERPAN. Hasilnya, lirik-lirik kita, muncul dari tekanan yang negatif," papar pemilik nama asli Nazril Irham ini. Untungnya, tekanan negatif itu tak selamanya buruk. "Akhirnya malah memacu kita untuk memberikan sesuatu yang benar-benar baru di album baru ini," tambah Reza menyahut. kalau diperhatikan, album yang kovernya didominasi warna merah ini, memang memberikan aroma baru dari sisi musikalitas. "Memang ini seperti merasakan nuansa baru. Ada player baru, drum baru, sound-sound yang kita mainkan juga baru," celetuk Uki. Pasalnya, pasca hilangnya dua personil, Andhika dan Indra [yang kemudian membentuk The TITANS], personil tersisa sepakat untuk album baru harus memberikan perbedaan yang dapat dirasakan. "Kita nggak mau ngulang yang sudah kita lakukan di album sebelumnya," tandas Ariel. Meski lirik-liriknya terasa lebih dramatis, tapi dari sisi musikalitas, album 'HARI YANG CERAH' ini terasa lebih smooth. "Kita memang lebh berhati-hati dalam penggarapannya," samber Loekman yang nimbrung bicara. Selain itu, penggarapannya juga lebih ribet karena mereka ingin mendapat aransemen yang benar-benar berbeda. "Lagu Dibalik Awan misalnya. Kita sampai bikin 5 versi dengan aransemen yang berbeda-beda. yang beda dari lima aransemen itu lebih pada ketukan, dan sound sampai akhirnya kepilih yang masuk di album ini," terang Reza yang dipuji rekan-rekannya karena ketuka drumnya terdengar lebih "beradab" [istilah personil lain]. Soal lirik, Ariel mengakui "tekanan" yang dirasakannya memang cukup berat. "kalau sudah begitu, biasanya aku jalan aja. Anak-anak lain berkutat di studio aku bisa jalan sampai tiga hari untuk cari lirik yang pas," terang ayah satu anak ini kalem. Soal lirik yang secara semantik "berantakan" Ariel tidak menampiknya. "Aku sadar soal itu, tapi aku memang sengaja melakukan itu karena pingin setiap lagu PETERPAN itu punya hook yang bakal diingat lama dan jadi ciri kita," kilah suami dari Sarah Amalia ini semangat. Ketika album 'HARI YANG CERAH' ini kelar, ada perasaan yang bercampur aduk dirasakan personil PETERPAN. "Puas, karena dengan waktu yang relatif singkat, materi lagu kita rampung dan bisa rilis. Tapi secara mixingan, sebenarnya kita belum terlalu puas," kilah Reza. Ada beberapa lagu yang diberi catatan khusus oleh anak-anak asal Bandung ini. "Lagu Cobalah Mengerti menjadi lagu yang paling susah, karena suaraku harus direndahin karena kalo tinggi, biasanya cepat habis," terang Ariel dari sisi vokal. Sementara Reza dan Loekman menyebut lagu 'Melawan Dunia' sebagai lagu yang paling gampang. "Lagu ini ciptaan Reza dan kayaknya dia memang lagi dendam tapi memilih berteriak di lagu saja," sindir Ariel sambil melirik Reza, drumer asal Palu itu sambil terkekeh kecil. Single pertama yang diputar di radio adalah 'Menghapus Jejakmu'. Padahal menurut anak-anak PETERPAN, sebenarnya kalau mau beda, bukan lagu itu yang harusnya dijagokan. "Ada dua lagu yang tadinya kita sodorkan untuk mengagetkan penggemar kita. Lagu itu adalah Cobalah Mengerti dan Hari Yang Indah," terang Uki menambahi. PETERPAN juga menggarap beberapa lagu yag eksperimental, tapi tidak ada yang masuk ke dalam list lagu. "Kita saja dengarnya rada aneh, kok bisa seperti itu. Tapi di album selanjutnya, kita mau coba beberapa lagu yang eksperimental banget," tambah Ariel. Toh, saat album ini mulai rilis ke pasar, mereka merasa lega juga. Meski ada hal-hal lain yang belum mereka capai juga, "Belum kesampaian bikin lirik bahasa Inggris," sambar Ariel yang masih mendominasi pembuatan lirik di album ini. Kritik pertama yang masuk justru bukan pada divisi musikalitas, tapi pada kover. Pilihan kovernya terlalu sederhana dan kurang nendang untuk band sebesar PETERPAN. "Mungkin karena kita terlalu sibuk dengan urusan musik, jadi urusan seperti itu malah tidak kita pikirkan. Padahal penting juga ya," sahut Reza. Apapaun kata orang, band yang kini banyak "diadu" dengan band-band baru macam The Titans atau Samsons ini tampaknya tetap yakin bakal diterima penggemarnya. Dari respon launching di tiga kota dan dua negara [Jakarta, Bandung dan Kuala Lumpur], PETERPAN masih bisa berharap banyak. Menurut kamu? [joko/foto: istimewa]
A R S I P
©2000 - 2005 TEMBANG.com. All rights reserved.
Sabtu, 15 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar